Kata toleransi masih sering dihubungkan dengan agama atau sebuah keberpihakan terhadap sebuah kepercayaan atau kebudayaan.
Sebenarnya makna toleransi sangatlah luas jika diartikan diluar itu, menurut saya pribadi toleransi mempunyai arti ”sikap yang mampu menyesuaikan, memahami, menghormati dan memberikan ruang untuk saling menghormati sebuah eksistensi dan perbedaan dengan cara-cara yang jauh dari sikap pemaksaan dan kekerasan”.
Menurut seorang motivator yaitu Bp. Djadjendra, bertoleransi berarti mampu menyesuaikan kehidupan dengan realitas yang ada. Realitas menceritakan keadaan yang sebenarnya, sedangkan keyakinan menceritakan sebuah tanggung jawab kepada nilai-nilai kehidupan yang dipercaya. Bertoleransi berarti mampu mengesampingkan semua kepentingan, keyakinan, dan nilai-nilai kehidupan pribadi demi untuk menghormati nilai-nilai kehidupan orang lain. Artinya, dari lubuk hati Anda yang paling suci, muncul perilaku yang mencintai dan menyayangi, sehingga Anda merasa terpanggil untuk peduli dan menghormati eksistensi orang lain.
Sikap bertoleransi akan memperkuat kekayaan sosial dan bisa mengurangi konflik di tengah perbedaan dan keragaman. Bertoleransi merupakan potensi yang sangat penting untuk menciptakan perdamaian dalam berbagai aspek kehidupan.
Toleransi merupakan energi yang mampu menciptakan kenyamanan dan keamanan kehidupan orang banyak. Toleransi berarti mampu menyatu dalam perbedaan dan mampu berkontribusi untuk memperkaya nilai-nilai kehidupan. Toleransi berarti mampu menciptakan kesetiakawanan dalam kehidupan. Toleransi berarti mampu memiliki empati terhadap semua keadaan dan kondisi. Toleransi berarti mampu memenangkan nilai-nilai kemanusian untuk hal apa pun.
Menurut Helen Keller Seorang advokat pionir perjuangan hak asasi orang cacat, pendapat beliau sebagai berikut, “The highest result of education is tolerance”, yang dapat diartikan secara sederhana bahwa hasil tertinggi sebuah pendidikan adalah sikap toleransi. Jadi tingkat toleransi bisa digunakan sebagai tolok ukur seseorang itu pernah mendapatkan pendidikan sampai di tingkat mana, tapi pendidikan disini tidak diartikan sebagai pendidikan formal saja.
Kembali kepada diri kita sendiri, mampukan kita bersikap toleran terhadap apa yang kita hadapi sehari-hari, jika semua orang mampu bersikap toleran terhadap apa yang dihadapi niscaya kehidupan jiwa yang damai dan abadi akan tercipta, bukan sebuah mimpi yang tidak mungkin, tapi sebuah gagasan yang pantas untuk ditindaklanjuti.
Salam, semoga bermanfaat
Budhi Cahyadi
No comments:
Post a Comment
Yang ingin memberikan komentar dipersilahkan